Minggu, 10 Juli 2011

PILIH YG PALING BERHARGA

Seorang pria,berinisial RB diajukan kepengadilan karena terbukti membawa lari sepeda motor teman kencannya.

Inilah kutipan pembelaan RB di pengadilan.
“saya tidak mencuri otor itu pak hakim. Gadis itu sudah memberikannya dengan ikhlas”
Kata RB dengan suara memelas

RB melanjutkan,”kami berkenalan,menjadi akrab lalu berjalan-jalan  pakai sepeda motornya ke taman yg sepi,kemudian setelah kami parkir,gadis itu berbisik ke telingaku,katanya:”ambillah milikku yg paling berharga”sambil dia membuka semua pakaiannya,terus berlari masuk ke semak-semak”tambah RB

“aku berfikir,daripada baju dan celananya,kurasa lebih berharga sepeda motornya . iya kan pak hakim??”wkwkwkwkwk 

JOKE BAHASA POLITIK

Joke rada berat menggunakan “bahasa politik “
Apa sich POLITIK itu???

Seorang anak kecil bertanya kepada ayahnya : “ayah,dapatkah ayah jelaskan politik itu apa??? ”
Ayah berkata : “nak, aku akan menjelaskan seperti ini. Aku adalah pencari nafkah bagi keluarga,jadi sebutlah aq sebagai KAPITALISME,ibumu dia adalah pengatur keuangan,sehingga kita sebut dy sebagai PEMERINTAH,kami disini untuk memenuhi kebutuhanmu sehingga kau kita sebut sebagai RAKYAT,dan bibi pembantu kita sebut sebagai BURUH. Sekarang adikmu yg masih bayi,kita sebut dia sebagai MASA DEPAN.”
Sekarang pikirkanlah hal ini dan pertimbangkanlah apakah hal ini masuk akal bagimu
Anak tersebut masuk ke kamarnya dan memikirkan apa yg baru saja dikatakan ayahnya.
Tengah malam, dia mendengar adiknya menangis, lalu dia bangun dan memeriksanya, dan dia menemukan adiknya basah kuyup dan kotor karena adikx pipis dan buang air besar.
Anak itu lantas pergi ke kamar orangtuanya dan melihat ibunya sedang tidur nyenyak sambil mendengkur. Dia tak ingin membangunkan ibunya. Karenanya ia pergi ke kamar pembantu.
Pintunya terkunci,dan dia mengintip dari lubang kunci..alaaaammmmaaakkkk...dia melihat ayahnya sedang bercinta dengan si pembantu. Dia menyerah dan kembali ke kamarnya
Pagi berikutnya, anak kecil itu berkata kepada ayahnya,”kurasa aku mengerti apa itu politik”. Ayah menjawab: “bagus nak.sekarang ceritakan kepadaq pendapatmu tentang politik”,
Si anak segera menjawab,”ketika KAPITALISME sedang memanfaatkan BURUH, PEMERINTAH tidur,RAKYAT hanya bisa menonton dan bingung melihat MASA DEPAN dalam kesulitan besar.”
Wkwkwkwkwkwk
Maaf ayah... aku terpaksa menggunakan “bahasa politik ” karena tidak ingin mengecewakan pemerintah....hahaha


PEROKOK ATO TIDAK SAMA AJA..

P: perokok
BP:bukan perokok
P mengeluarkan sebungkus rokok dari kantong celanax,bermaksud menawarkan kepada oraNG sebelahx
P: mw rokok maz???
BP:ooh.. tidak terimakasih

BP bermaksud memberi arahan kepada si P supaya tidak merokok,lantas mulailah si BP mengawali pembicaraan
BP:sehari habis berapa batang rokok???
P: biasanya sich 2 bungkus
BP: sebungkus hargax berapa maz?
P: 10.000
BP: maz udah berapa tahun merokok???
P: 20th
BP: begini saya kasih gambaran,1 bungkus hargax 10rb,satu hari habis 2 bungkus rokok jadi 20rb,klo sebulan jadi 20rb X 30 = 600.000 nah..klo setahun jadi 600.000 X 12= 7.200.000.klo anda udah 20th meroko jadi 7.200.000 X 20 = 144.000.000 wahhhh seharusnya klo maz tidak meroko bisa beli mobil tuch!!
P: saya juga kasih gambran!!
BP:silahkan!
P: anda tidak merokok??dan sejak kapan tidak merokok???
BP: tidak, itu haram bagi saya,sejak lahir saya tidak merokok
P: LAHH NAPE LOE NAIK BUS???MOBIL LOE MANE????
BP: #$@%@%%*&!$%^&

Senin, 27 Juni 2011

kisah anak dan sebuah pohon apel

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang
bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari.
Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya,
tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat
mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak
kecil itu. Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan
tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.

Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. “Ayo ke sini
bermain-main lagi denganku,” pinta pohon apel itu. “Aku bukan anak kecil
yang bermain-main dengan pohon lagi,” jawab anak lelaki itu.”Aku ingin
sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya.”

Pohon apel itu menyahut, “Duh, maaf aku pun tak punya uang… tetapi kau
boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang
untuk membeli mainan kegemaranmu.” Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu
memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita.
Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu
kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya
datang. “Ayo bermain-main denganku lagi,” kata pohon apel. “Aku tak punya
waktu,” jawab anak lelaki itu. “Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami
membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?” Duh, maaf
aku pun tak memiliki rumah.

Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu,” kata
pohon apel. Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon
apel itu dan pergi dengan gembira.Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat
anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon
apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa
sangat bersuka cita menyambutnya.”Ayo bermain-main lagi denganku,” kata
pohon apel.”Aku sedih,” kata anak lelaki itu.”Aku sudah tua dan ingin hidup
tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah
kapal untuk pesiar?”

“Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan
menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan
bersenang-senanglah.”

Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal
yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui
pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian. “Maaf
anakku,” kata pohon apel itu. “Aku sudah tak memiliki buah apel lagi
untukmu.” “Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah
apelmu,” jawab anak lelaki itu.

“Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat,” kata pohon
apel.”Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu,” jawab anak lelaki itu.”Aku
benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang
tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini,” kata pohon
apel itu sambil menitikkan air mata.

“Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang,” kata anak lelaki.
“Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah
sekian lama meninggalkanmu.” “Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar
pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari,
marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang.”
Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon.

Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

NOTE :
Pohon apel itu adalah orang tua kita.
Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika
kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita
memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita
akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk
membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah
bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita
memperlakukan orang tua kita.

Dan, yang terpenting: cintailah orang tua kita.
Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya; dan
berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada
kita.

Sayangilah Kedua orang tuamuw seperti mereka menyayangimu d waktu kecil ....